0 Comment
Saat Berdagang Online Makara Peluang di Indonesia

Jakarta -Indonesia tercatat sebagai negara dengan perkembangan E-Commerce atau perdagangan elektronik terbesar dan tercepat di Asia Tenggara. Lantas bagaimana tren dan tantangannya di Indonesia?

Berawal di indekos, 6 orang mulai menjalankan perjuangan Bukalapak. Tak terkira bisnis perdagangan elektronik ini berkembang pesat sampai mempunyai 1500 pegawai dengan total 2,4 juta pedagang online di dalamnya. Dalam 8 tahun, perusahaan ini berbagi sayapnya sampai mencapai nilai pasar 1 miliar dolar AS atau setara 14,2 triliun Rupiah. Ini sejajar dengan perusahaan sekelas Indosat.

Para pemain dalam perdagangan elektronik Indonesia

Tren perdagangan elektronik pun meningkat. Belum terjamah Amazon menyerupai layaknya Eropa dan Amerika, persaingan sudah kian terasa di Indonesia. 'Pasar' ini diramaikan Tokopedia, Shopee, dan Lazada. Perusahaan- perusahaan ini tentu mempunyai caranya tersendiri dalam berkompetisi.

Shopee berbasis di Singapura – pemegang saham terbesarnya ialah Tencent – raksasa internet asal Cina. Lazada pun berbasis di Singapura di bawah naungan Alibaba. Hingga final September 2018, berdasar survei yang dirintis Katadata: Tokopedia dan Bukalapak masih menguasai pasar nasional dengan total 153 juta kunjungan dan 96 juta perbulannya.

Pendapatan Tokopedia, Shopee dan Bukalapak diraih sebagian besar dari penjualan iklan pada online platform mereka beserta jasa analisis data.

Bukalapak unggul dengan 400.000 kawan yang menyebar di seluruh Indonesia yang bergerak di warung pedesaan dan pinggiran kota. Warung-warung ini sanggup memakai jasa Bukalapak sebagai penyuplai barang. Warung ini sanggup juga jadi daerah pelanggan memesan barang dan mengambilnya. Untuk beberapa merek besar Bukalapak membebankan komisi tertentu.

Tokopedia dikatakan unggul lewat jasa pengiriman yang menjangkau sampai 7000 kabupaten di Indonesia. Desember tahun lalu, Tokopedia lewat suntikan dana dari Jepang dan Cina, Softbank dan Alibaba sebesar 15.8 triliun, berhasil mencapai valuasi pasar sebesar 101 Triliun.

Tokopedia dan Bukalapak pun dilabeli sebagai 'startup Unicorn', startup yang mempunyai nilai valuasi USD1 Miliar. Traveloka dan Gojek juga menjadi potongan dari startup Unicorn ini.

Lazada berjaya dengan kerajaan logistiknya. Memiliki gudang-gudang di pinggiran Jakarta serta ribuan pekerja, Lazada siap menyuplai ragam barang dari makanan sampai Laptop. Lazada memperlihatkan biaya pengiriman yang murah dan cepat. Tak mau kalah, Shopee pun menggaet Taobao, platform e-commerce Cina untuk menyediakan kemudahan social commerce platform yan g memberi fitur dan platform chat memudahkan pengguna berkomunikasi ketika berbelanja.

Tantangan dan peluang perdagangan elektronik Indonesia

Usaha kecil dan menengah di Indonesia sepanjang tahun 2018 ditaksir mencapai angka 58,97 juta, sedang penduduk Indonesia mencapai 265 juta jiwa. Perkembangan UMKM ini pun menghadapi tantangan, antara lain dengan proses pengenalan merek dagang, pembuatan desain yang sesuai pasar, pengemasan yang menarik sampai permodalan dan kanal masuk ke pasar.

Sayangnya produk UMKM yang berkualitas manis tidak sanggup memasuki pasar alasannya ialah pengemasan atau merek yang kurang menjual. Hadirnya startup e-commerce sanggup menjadi sebuah peluang untuk mengatasi aneka macam tantangan tersebut. Ketersambungan antara ekosistem online dan ekosistem offline menjadi satu kekuatan besar untuk berbagi produk UMKM.

Berdasar laporan yang dirilis Google-Temasek tahun 2018,Indonesia mempunyai perkembangan e-commerce tercepat di Southeast Asia dan diprediksi akan terus meningkat sampai USD53 miliar atau sekitar 700 triliun di tahun 2025. ''Nilai perdagangan e-commerce di Indonesia di tahun 2018 ialah USD23,2 miliar atau sekitar Rp336 triliun gross merchandise value. Dan angka itu naik kurang lebih 114 persen dari tahun sebelumnya, sebuah lompatan yang sangat tinggi sekali," ujar Presiden Joko Widodo di program HUT 9 Bukalapak 10 Januari 2019.

Menurut Ignatius Untung, ketua umum asosisasi E-commerce Indonesia, tahun 2019 E-commerce dari sisi komersial masih sangat positif. Resikonya hanyalah kontinuitas bisnis. ''Ini bisnis yang besar, raksasa-raksasa dunia kini ialah dunia digital ekonomi. Yang harus dipersiapkan ialah jadi 'gorengan politik' untuk kebijakan digital ekonomi – tapi bila tiba-tiba terjadi, kita sebagai asosiasi pribadi menentang, ''ungkapnya menyerupai dikutip dalam program Markplus Conference 2019.

Perdagangan Online dan Pajak

Pemerintah pun melalui Peraturan Menteri Keuangan nomor 210/PMK.010/2018 menerbitkan peraturan perlakuan perpajakan bagi pelaku perjuangan yang melaksanakan aktivitas perdagangan melalui sistem elektronik. Peraturan ini salah satunya mewajibkan para pedagang dan penyedia jasa yang berjualan memberitahukan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) kepada pihak penyedia platform untuk kemudian melaksanakan kewajiban pembayaran Pajak Penghasilan. Peraturan ini akan berlaku per 1 April 2019.




Post a Comment

 
Top