Dilansir detikcom, Debby menyampaikan bahwa Robby menderita stroke semenjak 2010 silam. Namun ternyata, justru bisul paru yang menjadi penyebab meninggalnya laki-laki kelahiran Bandung itu, Bun.
"Beliau itu kan sudah tiga kali pecah pembuluh darahnya dari 2010, tapi meninggalnya alasannya yaitu sakit bisul paru-paru," beber Debby Sahertian.
Debby mengenang pertemuan terakhirnya bersama mendiang pada Desember 2018 lalu. Saat itu, Debby dan para pemain film Lenong Rumpi menjenguk Robby, yang berulang tahun pada 4 Desember, sekaligus untuk merayakan Natal. Diceritakan Debby, Robby sudah terbaring lemas, Bun.
"Karena dia kan sudah nggak sanggup diajak bicara, dia juga nggak ingat lagi dengan kita. Karena kan pembuluh daranya sudah pecah ya," imbuhnya.
Berbicara mengenai bisul paru, ternyata sangat banyak jenisnya, Bun. Di antaranya ada pneumonia, tuberkulosis, influenza dan lainnya. Sedangkan yang sedang marak dibicarakan belakangan ini yaitu pneumonia, Bun. Seperti kita tahu, Stan Lee dan ibunda Ayu Dewi juga mengidap penyakit yang sama.
Pneumonia yaitu bisul yang menyerang paru-paru dan membuatnya terisi cairan, sehingga menimbulkan peradangan. Gejalanya sanggup dilihat jikalau belum dewasa sering mengeluhkan sakit kepala, kelelahan dan demam ringan.
Pneumonia juga sanggup bisa terjadi pada belum dewasa lho, Bun. Seperti dialami anak kedua Kim Kardashian, Saint West, yang divonis pneumonia pada selesai 2017 lalu. Banyak orang bau tanah yang terlambat menyadari anaknya terkena pneumonia alasannya yaitu tanda-tanda awalnya tidak jelas. Pada beberapa kejadian, penyakit tersebut gres diketahui dikala kondisinya sudah parah.
Segera bawa si kecil ke dokter ya, Bun, jikalau mereka terus mengeluhkan sakit tenggorokan, hidung tersumbat, diare, kehilangan napsu makan dan lemas. Jangan abaikan keluhan di atas, alasannya yaitu pneumonia sanggup menimbulkan kematian, Bunda.
Dilansir CCN Indonesia, pneumonia merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami balita di seluruh dunia. Berdasarkan laporan UNICEF pada 2015 lalu, Indonesia masuk dalam daftar 10 negara dengan tingkat kematian balita akhir pneumonia tertinggi. Data per 2015, disebutkan jikalau ada 147 ribu balita yang meninggal akhir pneumonia.
"Persentase kematian balita di Indonesia itu mencapai 14 persen," kata Cissy B. Kartasasmita, Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSHS Bandung, beberapa waktu lalu, di Jakarta.
Itu artinya, setiap dua - tiga jam, ada balita yang meninggal akhir pneumonia di Indonesia.
Post a Comment