Jakarta - Fitriani menjuarai Thailand Masters. Gelar ini menjadi angin segar bagi tunggal putri Indonesia di awal tahun 2019.
Fitriani merengkuh gelar pertamanya semenjak 2016 di Indoor Stadium Huamark, Bangkok, Thailand, Minggu (13/1/2019). Pemain rangking 33 dunia itu menang dua game pribadi atas Busanan Ongbamrungphan dengan skor 21-12, 21-14.
Kepala bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, memuji atletnya alasannya ialah berhasil keluar dari tekanan di dalam maupun luar lapangan.
"Yang niscaya melihatnya ini bukan satu peningkatan saja tapi angin segar bahwa beliau bisa melewati tekanan. Karena belakangan beliau yang masih mencari jati diri, ditambah tekanan dari masyarakat, balasannya beliau bisa kembali lagi bermain bagus," kata Susy kepada detikSport, Senin (14/1/2019).
Susy menyadari di Thailand Masters belum semua pemain top dunia hadir alasannya ialah masih jeda libur tamat tahun. Lawan bergotong-royong ada di Malaysia Master, baik secara level dan pemain-pemain top 10 juga turun.
Namun, peraih medali emas Olimpiade 1992 Barcelona ini berkeyakinan Fitriani bisa alasannya ialah sudah mempunyai modal bagus.
"Ini gres awal tapi dengan kemenangannya kemarin bisa mengembalikan kepercayaan diri dia. Paling tidak menjadi awal memulai tingkat yang lebih tinggi. Kemarin level 300 nanti di Malaysia levelnya 500, artinya naik lagi secara otomatis lawan akan lebih berat lagi," beliau menjelaskan.
"Jadi tugasnya kini ialah lebih siap lagi dan yakin tetap pegang teladan itu, dan jangan terpengaruh lagi (omongan orang) alasannya ialah ini sudah menandakan apa yang menjadi teladan dia," imbuh dia.
"Ini juga sekaligus menjadi satu pembuktian yang biasanya tunggal putri dibully, dianggap rendah, tak dianggap, ternyata bisa menjadi penyelamat Indonesia di Thailand Masters. Dan juga jangan asal ngomong tapi buktikan dengan kerja, kerja, dan kerja. Latihan fisik, mental, analisa strategi. Meski kemarin sempat juara, balik ke Malaysia kembali ke nol," ujar dia.
Post a Comment