0 Comment
Foto: dok. IBLFoto: dok. IBL

Solo - Pelita Jaya Jakarta kembali memetik kekalahan di seri IV Indonesian Basketball League (IBL) 2018/2019. Kali ini, ditundukkan Bima Perkasa 72-61.

Dalam pertandingan di Sritex Arena, 12/1/2019), Pelita dibentuk mati kutu oleh pemain aneh Bima Perkasa, David Atkinson. Dia menciptakan 36 poin dan menjadi pencetak poin terbanyak untuk Bima Perkasa.

Perebutan poin berjalan dengan sengit semenjak awal pertandingan. Pelita tertinggal 25-28 di kuarter pertama.


Celaka bagi Pelita, di kuarter kedua, mereka harus kehilangan pemain aneh Wayne Lyndon Bradford. Bradford salah jatuh ketika melaksanakan lay up dan diblok pemain Bima Perkasa, Restu Dwi Purnomo, ketika kuarter kedua menyisakan waktu dua menit. Tampil dalam 13 menit, Bradford menciptakan 11 poin atau terbanyak kedua sesudah Kore White (17 poin) untuk Pelita.

"Game plan berjalan dan inilah Pelita Jaya yang seharusnya. Ini permainan terbaik yang ditunjukkan Pelita di Solo. Energinya ini yang kemarin-kemarin agak hilang," kata Fictor Gideon Roring, instruktur Pelita usai pertandingan.

"Tapi, cedera itu force majeure, dan kami kehilangan banget dengan cederanya dia," beliau menambahkan.

Kekalahan itu menjadi kekalahan keempat yang diderita Pelita dari delapan tubruk yang dilakoni demam isu ini. Di hari sebelumnya, Pelita juga kandas di tangan tim yang relatif lemah, Bogor Siliwangi.


Bagi Bima Perkasa, Atkinson memang menjadi senjata baru. Dia menggantikan Zach Allmon. Sebelum bahu-membahu Bima Perkasa, forward kelahiran 6 Desember 1991 itu bermain di Spanyol bersama Jaguarzo Adepla.

"Saya memang menugaskan beliau untuk mendominasi skor kami. Kini, sesudah kedatangan David Seager, tugasnya tidak terlalu banyak. Itu berbeda dengan yang sebelumnya, yang harus mengerjakan semuanya. Sementara, beliau lebih ke posisinya sehingga pemain lain dapat memerankan role masing-masing," kata Raoul Miguel Hadinoto, instruktur Bima Perkasa.

"Selain itu, kami sudah memperhitungkan Pelita memainkan inside outside, bermain lebih ke dalam dan kami komit dengan jaga bagaimana," beliau menambahkan.

"Kami berguru dari ketika melawan Satria Muda, kami kalah dalam empat menit terakhir. Tadi, aku meminta anak anak fokus defense di tiga menit terakhir," Ebos, sapaan karib Raoul Miguel Hadinoto, menambahkan.

Dengan kemenangan itu, Bima Perkasa mengoleksi lima kemenangan dari sembilan pertandingan yang dijalani.

Post a Comment

 
Top