Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya menginginkan performa pariwisata tetap tinggi di tahun 2019. Muaranya jelas, mendukung pemenuhan sasaran 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2019, dengan bermacam-macam taktik terbaik disampaikan.
Untuk tahun 2019, formulasi solid, speed, dan smart kembali diterapkan Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Pematangan taktik untuk tahun 2019 sudah digulirkan. Konsepnya melalui Rakornas IV Pariwisata, Selasa 30 Oktober 2018, di Balairung Soesilo Soedarman Kemenpar, Jakarta. Program ini diikuti sebanyak 375 penerima dan di hadiri juga Kemendes, PDT, dan Transmigrasi, Bappenas, dan LKPP.
Dalam kesempatan itu, Arief memberikan bahan mengenai 'Peluang dan Tantangan Menghadapi Persaingan Global Melalui Pariwisata'. Ia menjelaskan tahun 2019, pariwisata mematok sasaran devisa terbesar Rp 280 triliun. Selain itu, Indonesia juga membidik status terbaik semua lini di daerah regional.
"Persaingan sekarang, yang cepat mengalahkan yang lambat. Performansi pariwisata dikala ini bagus, tapi harus ditingkatkan terus. Pariwisata Indonesia tumbuh cepat, tapi Vietnam yang tercepat. Para pesaing harus terus diciptakan kalau ingin maju. Sebab, sasaran 2019 ini besar. Target kenaikan devisanya juga tinggi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (31/10/2018).
Target devisa Rp 280 triliun untuk 2019 naik 25%. Sebab tahun 2018, kontribusi sudah ada di angka Rp 223 triliun. Target pada kontribusi PDB Nasional juga naik 0,25% atau menjadi 5,5% pada 2019.
Dampak imbas riilnya ialah berkurangnya pengangguran. Parameternya, sasaran dari kenaikan jumlah tenaga kerja menjadi 13 juta orang di tahun 2019. Saat ini, pariwisata ditarget sebagai penyedia lapangan kerja bagi 12,6 juta orang.
"Kami sangat optimistis di tahun 2019. Persiapan dan perencanaan sudah dilakukan. Posisi industri pariwisata di market sangat positif. Posisi Indonesia tumbuh lebih besar, jadi sangat aman. Tapi, penemuan dan perbaikan tetap dilakukan. Kami tetap menempatkan Thailand dan Malaysia sebagai pesaing," papar Arief lagi.
Posisi menjanjikan pariwisata Indonesia terlihat dari pertumbuhan wisman 22% pada 2017. Di level ASEAN juga tumbuh 7%, kemudian pada zona global naik sebesar 6,4%. Bukti kualitas ditegaskan melalui 27 award pada banyak sekali event di 13 negara. Dari Januari hingga September 2018, Indonesia sudah meraih 31 award internasional. Namun, kecepatan pertumbuhan Indonesia di bawah Vietnam di angka 29%.
"Vietnam pertumbuhannya tercepat alasannya ialah melaksanakan deregulasi besar-besaran di semua lini. Kami juga sudah mengarah ke sana. Untuk terus mengoptimalkan performansi, kami sudah menyiapkan banyak strategi," tegas Arief.
Untuk mewujudkan sasaran besar pariwisata di 2019, ada beberapa formulasi untuk menjaring wisman. Treatmentnya riil terdiri dari Super Extra Ordinary Effort, Extra Ordinary Efforts, dan Ordinary Effort. Serta, Program Super Extra Ordinary Effort terdiri Border Tourism, Tourism Hub, dan Low Cost Terminal. Lalu, Extra Ordinary Effort terdiri Insentif Akses, Hot Deals, dan CDM.
Treatment lain, Ordinary Effort yang membuatkan beberapa formulasi. Ada Branding, Advertising, dan Selling. Secara konsep, aplikasi penerapan dari formulasi ini diadaptasi perdeputi.
"Kami optimistis dapat memenangkan pasar. Sebab, kami mempunyai fleksibilitas tinggi. Anggaran untuk tahun depan juga cukup kompetitif," terang Arief lagi.
Selain melaksanakan penguatan internal, kerja sama besar juga dilakukan oleh Kemenpar. Mengoptimalkan akselerasi pariwisata, MoU dengan Kementerian Desa, PDTT dilakukan. Penandatanganan kerja sama dilakukan pada Selasa, 30 Oktober 2018.
Kerja sama ini dilakukan Ditjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa, PDTT dengan Deputi Bidang Pengembangan Industri Kelembagaan Kemenpar.
"Selain kerja sama, kami juga meningkatkan kualitas kerja sama. Kerja sama ini sangat strategis alasannya ialah menyangkut peningkatan sosial dasar dan pengembangan ekonomi desa. Melalui sinergi ini, kami dapat bersama membuatkan potensi pariwisata 10 Destinasi Prioritas. Sebab, ada dana desa yang dapat terus dioptimalkan untuk pengembangan pariwisata," tutur Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kemendes, Taufik Madjid.
Post a Comment