Jakarta - Konsep nomadic tourism menjadi solusi cepat untuk kebutuhan amenitas pariwisata. Konsep yang juga diterapkan Arumdalu Private Resort ini bisa menarik minat wisatawan untuk tiba ke Tanjung Kelayang, Bangka Belitung.
"Saya selalu katakan nomadic tourism bisa menjadi 5S (solusi sementara sebagai solusi selamanya). Nomadic tourism itu gampang dan murah. Hanya perlu ada atraksi pariwisata yang menarik, maka pengadaan amenitas bisa dilakukan dengan memakai materi baku yang bisa dipindah," terang Menteri Pariwisata Arief Yahya, dalam keterangan tertulis, Rabu (31/10).
Penginapan ini berada di Jalan Batu Lubang, Padang Kandis, Membalong, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung. Arumdalu memperkenalkan keseimbangan alam yang dibalut dengan sebuah konsep kemewahan yang bisa dikatakan cukup unik dalam dunia pariwisata.
Arumdalu dinilai istimewa di Belitung alasannya perpaduan antara keseimbangan insan dan alam. Arumdalu juga sangat memperhatikan detail kedua hal tersebut dengan memprioritaskan kenyamanan tamunya, bukan hanya terpaku soal ukuran kamar, tempat tidur, ataupun fasilitas menyerupai hotel pada umumnya.
"Di sini, kita menampilkan sisi berbeda untuk tamu-tamu kami. Pada dinding kamar, Anda akan melihat sebuah corak unik yang dipakai untuk menyampaikan kesan alami yang terbuat dari pasir lokal. Kamar juga telah dilengkapi dengan pendingin ruangan yang akan dimatikan pada ketika tamu sedang berada di luar kamar," ujar Marketing Officer Arumdalu Resort, Mivtah Armandiyansah.
Untuk menghemat listrik menyerupai huruf hunian hijau, bola lampu yang dipakai yaitu LED. Sebab, selain hemat energi, LED lebih tahan usang dan lebih terang meskipun watt yang dipakai kecil.
"Kemudian tamu juga dimanja dengan adanya sistem pemanas air yang terhubung dengan pendingin ruangan kamar. Sehingga air panas yang dipakai tidak memerlukan listrik tambahan, melainkan merupakan konversi panas udara pembuangan pendingin ruangan menjadi air panas," papar Mivtah.
Tidak hanya itu, alasannya fokus utama Arumdalu yaitu keseimbangan alam, air kolam yang dipakai pun merupakan air tanah yang terjaga selama ini. Ia menambahkan tidak ada penebangan pohon yang dilakukan pada ketika pembangunan dilakukan. "Sehingga pH air di sini bisa dikatakan sesuai dengan pH air mineral yang biasa dipakai untuk minum," tambah Mivtah.
Resort ini juga merangkum semua kemewahan yang disandingkan dengan cantiknya pantai Belitung. Arumdalu juga memperlihatkan dua pilihan tipe villa sehingga wisatawan bisa berlibur ala ratu sambil menikmati semua fasilitas keren yang ada.
Pantai di depan hotel pun dibentuk private seolah terisolasi dengan pemandangan yang indah. Ada pula kolam renang dan kursi-kursi santai di tepi pantainya yang ditata glamor ala beach club di Bali.
Arumdalu Resort bisa ditempuh sekitar 1,5 jam berkendara dari Bandara Tanjung Pandan, Belitung. Tempatnya cukup terpencil dan masih sunyi, bahkan sepanjang jalan dihiasi dengan hutan hijau dan alami. Perjalanan menuju resort ini pun akan melewati perkampungan penduduk lokal dengan bentuk-bentuknya yang sederhana dan tradisional, juga akan melewati perkebunan lada, karet, serta sawit.
Sebelum hingga di lokasi, wisatawan akan menjumpai salah satu daya tarik wisata Belitung Selatan, yakni Batu Baginde. Batu ini merupakan kerikil terbesar di Belitung dan jumlahnya ada sepasang. Warga setempat percaya bahwa dua kerikil ini merupakan raja dan ratu pada masa lampau.
"Di sini tamu juga bisa singgah ke tempat wisata Pantai Penyabong. Di pantai ini bebatuan granitnya sangat besar. Banyak yang percaya bahwa di pantai inilah batu-batu granit tertua di Belitung berada," kata Mivtah.
Ia pun mengambarkan bahwa di atas lahan masif seluas 45 hektare, Arumdalu menampilkan 10 villa berdesain kontemporer. Semua bangunannya dirancang menghadap ke maritim berwarna kehijauan dan pasir pantai seputih terigu.
"Kita bisa menemukan mangga, buah naga, selada, juga ketumbar di sini. Sesekali kita juga bisa menyaksikan simpanse atau bajing berkeliaran di sekitar resor. Kami berusaha tidak mengganggu habitat mereka," lanjut Mivtah.
Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Pariswisata bidang Nomadic Tourism, Waizly Darwin, menyampaikan nomadic tourism atau dikenal dengan wisata embara sangat cocok diterapkan di tempat-tempat pedalaman yang minim aksesibilitas dan akomodasi. Menurutnya, kebutuhan wisatawan akan leisure experience begitu besar dan lebih dari sekedar travel sebagai komoditas.
"Jadi kini orang lebih suka mencari dan mendapat pengalaman yang unik, beda, anti mainstream, dan instagramable," katanya.
Waizly juga menjelaskan tren nomadic tourism sedang tumbuh di beberapa negara ketika ini. Baginya, konsep nomadic tourism sanggup membuat destinasi wisata baru.
Ia juga mengungkapkan Indonesia merupakan destinasi pilihan kaum nomad. Canggu (Bali) dipilih sebagai destinasi nomor 1 di dunia untuk para digital nomad menurut nomadlist.com pada 2017, disusul Ubud di posisi nomor 6, Denpasar urutan 14, dan Yogyakarta urutan 74.
"Kini kita sedang menyiapkan pilihan-pilihan lainnya untuk nomadic tourism yang ditetapkan di 10 destinasi prioritas atau biasa disebut '10 Bali Baru'. Nomadic tourism sangat cocok diterapkan di sana," pungkas Waizly.
Sekadar informasi, 10 Bali Baru yang ditetapkan terdiri dari Borobudur, Danau Toba, Bromo Tengger Semeru, Pulau Komodo, Kepulauan Seribu, Tanjung Kelayang, Mandalika, Wakatobi, Morotai, dan Tanjung Lesung.
Post a Comment