Jakarta - Ajang sport tourism terbesar di Indonesia, Tour de Singkarak (TdS) 2018 akan bergulir lagi. Tepatnya pada 4-11 November 2018 dan diikuti 15 tim mancanegara dari 26 negara.
Selain itu, 5 tim nasional juga dipastikan ambil bagian. Mereka akan berpacu melewati 8 etape dengan total jarak 1.267 km untuk merebutkan total hadiah Rp 2,3 miliar.
Tour de Singkarak resmi diluncurkan di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata, Senin 22 Oktober 2018. Launching juga dihadiri Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bersama Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Nasrul Abit, dan Walikota atau Bupati se-Sumbar.
Berdasarkan jumlah penonton, TdS berada peringkat ke-5 dunia. Atau, hanya kalah dari sehabis Tour de France (12 juta penonton), Giro deItalia (8 juta), Vuelta a Espana (5 juta), Santos Tour Down Under (750 ribu).
Dengan banyaknya jumlah penonton, Arief menilai TdS efektif mempromosikan pariwisata di Sumbar. Menurutnya, Sumbar ialah salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia, khususnya dalam sport, culture dan tourism.
"Tahun 2017 kemudian Sumbar dikunjungi 56.313 wisman dan 6,5 juta wisnus. Untuk itu, Saya mengajak semua pihak, seluruh jajaran di tingkat sentra dan daerah, pihak swasta, media dan masyarakat luas untuk mendukung dan mensukseskan penyelenggaraan Tour de Singkarak tahun 2018," ajaknya dalam keterangan tertulis Selasa, (23/10/2018).
Arief menjelaskan, penyelenggaraan sport tourism TdS 2018 memperlihatkan dua dampak sekaligus. Yakni, dampak eksklusif pada ekonomi masyarakat (direct impact economic value) dan media value yang tinggi terhadap promosi pariwisata Sumbar secara nasional dan internasional.
"TdS dikala ini telah berusia 10 tahun. Sehingga dalam 1 dekade ini, perhelatan akbar balap sepeda setingkat dunia ini sanggup menjadi salah satu ajang sport-tourism bergengsi di mancanegara," kata Arief.
Para penerima akan unjuk kekuatan dengan melintasi 16 Kabupaten atau Kota di Provinsi Sumbar. Banyak destinasi wisata yang akan dilalui. Mereka akan disuguhkan pemandangan alam Sumatera Barat yang mempesona. Karena para pebalap akan melewati bukit, jurang, danau, lembah, air terjun, dan hamparan sawah yang indah.
"Pelaksanaan TdS yang menyusuri alam Minangkabau mempunyai beraneka ragam obyek wisata. Baik itu alam (nature) dan budaya (culture). Tidak hanya mengenalkan destinasi Danau Singkarak semata, juga destinasi lainnya menjadi lebih dikenal masyarakat di antaranya Lembah Harau, Kelok 9, Istana Pagaruyuang, Pantai Gandoriah, Pantai Padang, serta Pantai Tiram dan banyak lagi," pungkas Arief.
TdS tahun ini akan menempuh 8 etape. Etape pertama dari Bukittinggi-Sijujung dengan panjang 140,5 km, etape 2 Sawahlunto-Dharmasraya sepanjang 204,1 km, dan etape 3, Kabupaten Solok-Tanah Datar sepanjang 150,4 km.
Untuk Etape 4 Padang-Agam sepanjang 144 km, etape 5 dari 50 Kota-Pasaman 170,5 km, dan etape 6 Kota Solok - Payahkumbuh 105 km. Sedangkan etape 7 Padang Panjang-Solok Selatan 194,4 km dan etape 9, Pesisir Selatan-Pariaman 258 km.
"Setiap kawasan yang akan dilalui tentu akan semua bersolek. Baik dari atraksi, jalan masuk menuju destinasi, serta amenitas. Ini kesempatan dearah yang dilewati pebalap untuk mempromosikan daerahnya. Karena even TdS merupakan event internasional, media value-nya besar," papar Arief.
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit menyampaikan dampak kasatmata penyelenggaraan TdS sangat dirasakan oleh masyarakat Sumbar. Terutama direct impact ekonomi selama penyelenggaraan berlangsung.
Hal ini terlihat dengan meningkatnya tingkat hunian kamar hotel, penjualan makanan, souvenir, dan buah tangan khas Sumbar.
"Selain itu, mendorong meningkatnya infrastruktur. Terutama jalan-jalan yang akan dilalui penerima balap sepeda menjadi terpelihara dan semakin mulus," ungkap Nasrul.
Menurut Nasrul, event TdS juga menjadi sarana yang efektif untuk mempromosikan pariwisata Sumbar. Sejak penyelenggaraan TdS pertama 2009, sekarang bermunculan destinasi wisata gres di Sumbar dan menjadi dikenal masyarakat luas.
"Tidak terasa kita sudah menyelenggarakan Tour De Singkarak 2018 selama 10 tahun, atau kita sebut 1 dekade. Sehingga tema tahun ini ialah 'One Decade for All' yang merupakan kinerja kerja kita untuk Sumatera Barat. Merupakan karya kita bersama Sumatera Barat untuk Indonesia," tutur Nasrul.
Provinsi Sumbar tahun ini mempunyai 132 calender of event (CoE). Dari 132 CoE tersebut , 3 event di antaranya TdS 2018, Festival Pagaruyung, dan Sawahlunto International Music festival, masuk dalam CoE Wonderful Event.
Nasrul menambahkan, pariwisata Sumbar sudah didukung oleh unsur 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas) yang memadai. Sumbar mempunyai atraksi (man-made) antara lain Pacu Jawi, Pacu Itiak, Tabuik, Pacu Kuda, Lomba Layang-Layang, Pacu Biduak, dan TdS. Sedangkan atraksi alam (natural) antara lain Danau Meninjau, Pulau Pagang, Pulau Mandeh, Bukit Tinggi, dan Pulau Mentawai yang juga sebagai destinasi surfing kelas dunia.
Sementara itu, untuk amenitas Sumbar semenjak tahun 2015 mempunyai 313 hotel dengan jumlah kamar 4.750 unit. Sedangkan dari sisi aksesibilitas, Sumbar mempunyai Bandara Internasional Minangkabau (BIM) yang diterbangi oleh maskapai nasional, antara lain Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Lion Air, NAM Air, Citilink, Batik Air, dan Wings Air.
Post a Comment