0 Comment
Timnas U-22 Imbangi Bhayangkara, Pemain Mulai Pahami Taktik Indra SjafriTimnas Indonesia U-22 diimbangi Bhayangkara FC. (Rengga Sancaya/detikSport)

Jakarta - Timnas Indonesia U-22 meraih hasil imbang 2-2 dalam uji coba melawan Bhayangkara FC. Pelatih Indra Sjafri puas alasannya timnya mulai memahami taktik yang diinginkannya.

Yimnas unggul dua gol lebih dulu atas Bhayangkara dalam tabrak yang digelar di Stadion Patriot Candrabhaga, Rabu (6/2/2019) sore WIB. Andy Setyo dan penalti Gian Zola yang membobol gawang Wahyu Tri Nugroho. Bhayangkara membalas dua gol beruntun lewat Nurhidayat dan Mahir Radja ke gawang Timnas, yang dijaga oleh Awan Setho Raharjo.

Indra bahagia dengan penampilan anak asuhnya. Dia menilai pemain bisa menjalankan intruksinya dengan baik.

Tapi, sederet catatan juga disimpannya dari tabrak itu. Salah satunya, perbedaan mencolok tim pertama dan kedua yang diturunkan bergiliran.


"Game yang aku pikir cukup menarik ya, untuk pembelajaran awal kami, itu yang pertama. Yang kedua, dari tim satu dan tim kedua ada kekurangan dan kelebihan. Jadi, kedua tim yang aku turunkan ada plus ada minus. Tim pertama, di babak pertama ada plusnya ada minusnya juga, tim kedua juga begitu. Intinya, ada beberapa hal yang kami harus perbaiki, baik itu individual taktiktal, grup taktikal, dan tim taktikal," kata Indra dalam konferensi pers yang dihadiri detikSport.

"Tetapi, secara keseluruhan, game model yang kami inginkan, mereka sudah memperlihatkan. Dia tahu kapan harus defence, bagaimana defence, bagaimana attack dan bagaimana transsisi. Tetapi, memang masih perlu perbaikan ke depannya. Tim sudah lebih rapi, main dengan ball possession yang lebih progresif," Indra menjelaskan.

"Tim kedua bermain, yang memang kita minta, bermain dengan counter attack. Tetapi, dikala counter attack, transisinya lambat. Jadi, begitu ia main bertahan, ia tunggu, dan ia serangan balik, dikala menyerang itu ia build up. Nah ini yang tidak ada, bila kami defending harus keluar dengan conventional counter attack dan harus cepat, orang pertama yang harus ia lihat ialah yang paling ujung yang paling depan. Kalau tidak bisa ia harus keluar dengan channel yang ada. Juga kiper dan centre back. Tapi, ia mengembalikan bola ke kiper. Ini konyol berdasarkan aku alasannya begitu bola dikembalikan ke kiper, kiper kehilangan satu senjata yaitu tangan, ia enggak bisa, jadi mempersulit," tutur Indra.

"Harusnya lebih progresif ke depan sesudah bola dimainkan, yang dilihat harus ke depan. Ini keluar dari tekanan juga tim yang kedua kurang smooth, kami akan coba lagi nanti tanggal 10 tim ini akan lebih baik aku yakin dan tim instruktur kami sudah melihat apa yang harus kami perbaiki ke depan," Indra menjelaskan.

Indra juga menyadari kondisi fisik para pemain belum sepenuhnya maksimal alasannya pemain gres berkumpul usai libur. Dia berharap di Piala AFC, para pemain tak perlu lagi digeber fisiknya.

"Ini yang Alhamdulillah dipahami. Jadi, di kami terbalik, preseason di Timnas. Padahal, seharusnya preseason-nya di klub, aku terima jadi gitu, kini kan tidak," ujar Indra.

"Preseason-nya di Timnas, alasannya kompetisi kami kan libur. So, aku harus menyiapkan kondisi fisik mereka. Dalam dua ahad pertama itu, aku mencari pemain-pemain yang cocok untuk game plan saya, ahad ketiga gres kami fokus ke kondisi fisik, dan ahad keempat kita sudah masuk taktik, dan ahad kelima sudah harus uji coba. Kaprikornus bila pemain-pemain ini sudah bermain di kompetisi atau kompetisi sedang berlangsung, aku tidak perlu cemas terhadap kondisi fisik mereka," katanya.



Post a Comment

 
Top