0 Comment
Foto: Rebecca Cook/ReutersFoto: Rebecca Cook/Reuters

Washington - Segmen kendaraan Sport Utility Vehicles (SUV) mulai dilahirkan oleh beberapa produsen. Bahkan saking menjadi tren di pasar, produsen supercar mirip Lamborghini pun ikut-ikutan melahirkan kendaraan berbadan bongsor ini.

SUV menarik konsumen lantaran penampilannya yang gagah, berkapasitas kargo lebih besar dan kemampuan berkendara di mana saja, dibandingkan dengan kendaraan berjenis sedan ataupun wagon. Ketiga hal tersebut menjadi alasan SUV lebih unggul.

Namun situs otomotif dan safety driving Edmunds mencatat bahwa bahwa kendaraan beroda empat SUV lebih rentan terguling (rollover), lantaran sentra gravitasinya lebih tinggi daripada tipe kendaraan beroda empat yang jaraknya lebih akrab ke tanah.



Edmunds menambahkan risiko terguling lebih tinggi dan semakin rentan jawaban pengemudi yang tidak memperhatikan barang bawaan yang melebihi kapasitas angkut kendaraan.

"Pengawas Industri, Consumer Reports, memperingatkan bahwa mempunyai SUV tidak selalu berarti bahwa kendaraan sanggup memuat banyak barang," tulis Nick Kurczewski di situs otomotif Edmunds.

Lebih lanjut, contohnya Lexus RX terdaftar mempunyai kapasitas angkut 910 pound atau sekitar 412 kg. Dengan lima orang penumpang diibaratkan mempunyai total bobot 191 pound (sekitar 80 kg) di dalam mobil, maka penumpang dan pemilik kendaraan beroda empat dibutuhkan tidak melebihi sisa dari total bobot tersebut.

Ia kemudian menambahkan bahwa risiko terguling juga disebabkan tekanan ban yang tidak sesuai proposal pabrik sehingga memicu pecahnya ban di jalan.



"Yang tidak kalah penting yaitu memastikan ban melambung dengan benar. Lanjutkan dengan spesifikasi tekanan ban yang diperlihatkan pada buku manual pemilik, bukan pada dinding ban," tulisnya.

Menjadi perhatian lantaran tekanan ban akan meningkat sesudah kendaraan berjalan dan ban semakin hangat. "Ban kekurangan angin memanas lebih cepat dan menjadi lebih rentan terhadap kegagalan," tambahnya.

Beberapa teknologi canggih juga disematkan beberapa produsen kendaraan beroda empat untuk mengurangi kecelakaan di jalan raya. Salah satunya yang disebut kontrol stabilitas, mirip electonic stability aktivitas (ESP) atau electronic stability control (ESC), setiap pabrikan punya nama sendiri. Dengan maksud kontrol stabilitas sanggup mencegah kecelakaan lantaran rollover dan atau ledakan ban.

"Tidak perduli apa pun namanya, maupun pabrikannya, sistem melaksanakan hal yang hampir sama - sensor komputer mulai beraksi ketika mencicipi kendaraan akan lepas kendali," tulisnya.

"Sensor-sensor ini sanggup memotong tenaga mesin dan rem roda untuk membantu pengemudi mendapat kendali kembali, dan menjaga arah kendaraan," sambungnya.

Dalam penjelasannya Edmunds kembali mengingatkan kepada pemilik kendaraan beroda empat SUV supaya mengetahui persis berapa banyak berat yang bisa diangkut dengan aman. Periksa ban secara visual dan pastikan tekanan ban memenuhi standar rekomendasi pabrikan.

Post a Comment

 
Top