0 Comment
Liverpool di 2019: Melempem di Depan, Rapuh di BelakangLiverpool menurun performanya sedari tahun gres (David Klein/REUTERS)

Liverpool - Awal tahun 2019 berjalan tidak sesuai cita-cita Liverpool. Performa The Reds menurun ketika lini serangnya tumpul sementara lini belakang tak lagi setangguh sebelumnya.

Hal itu dibuktikan ketika Liverpool melawat ke markas West Ham United di Olympic Stadium, Selasa (5/2/2019) dinihari WIB. Liverpool cuma bermain imbang 1-1 sesudah sempat unggul duluan lewat gol Sadio Mane pada menit ke-23 yang disamakan Michail Antonio lima menit setelahnya.

Punya waktu sejam untuk dapat mencari gol kemenangan, Liverpool ibarat hilang nalar menembus pertahanan West Ham. Mereka memang punya 11 attempts dengan enam di antaranya mengarah ke gawang, tapi tak satupun yang benar-benar menguji ketangguhan Lukas Fabianski di bawah mistar.




Alhasil Liverpool gagal menang lagi, sesudah diimbangi Leicester City 1-1 di Anfield tengah pekan kemarin, dan mereka sekarang cuma unggul tiga poin dari Manchester City di posisi kedua klasemen Premier League. Pada 20 berkelahi pertama, Liverpool cuma kehilangan enam poin, tapi sekarang mereka sudah membuang tujuh poin dari lima berkelahi terakhir.

Jika ada yang harus disalahkan, maka kinerja Mohamed Salah dkk di lini depan tentu yang paling disorot alasannya yakni tak dapat bikin gol lebih banyak. Tapi untuk ketika ini, lini belakang Liverpool yang biasanya tangguh juga patut dikritik. Pasalnya sesudah hanya kebobolan delapan gol dari 20 pertandingan awal, Liverpool sekarang sudah kemasukan tujuh gol dari lima berkelahi terakhir atau nyaris sama.

Alisson jadi kiper tim enam besar yang kebobolannya paling banyak, yakni tujuh dari 11 tembakan sempurna target yang diterimanya sedari 1 Januari. Cedera yang bergantian menimpa personil lini belakang jadi penyebabnya. Joe Gomez belum pulih, Dejan Lovren dan Trent Alexander-Arnold ikut-ikutan masuk ruang perawatan sementara Nathaniel Clyne sudah dilego.




Lini serang tak kalah mengkhawatirkannya alasannya yakni mereka lagi-lagi jadi yang terburuk di antara tim enam besar sejauh tahun ini berjalan, yakni hanya melepaskan total 57 tembakan atau rata-rata 10 attempts per laga.

Trio Salah, Roberto Firmino, dan Sadio Mane tentu paling disalahkan atas mandulnya lini depan klub Merseyside. Salah meski memuncaki daftar top skorer dengan 16 gol, tapi beliau cuma bikin dua gol open play ketika menghadapi Crystal Palace. Sementara sisanya semuanya dihasilkan dari titik putih.

PR besar untuk Juergen Klopp tentunya jikalau tak ingin misi mereka menjuarai Premier League animo ini kandas. Apalagi Liverpool sudah "mengorbankan" dua trofi domestik lainnyak Piala FA dan Piala Liga Inggris.




Post a Comment

 
Top