0 Comment
Arema FC Mulai Gelisah dengan Gerak Satgas Anti Mafia BolaSatgas Anti Mafia Bola melaksanakan penggeledahan pekan ini. (Foto: Amalia Dwi Septi/detikSport)

Malang - Satgas Anti Mafia Bola bergerak cepat melaksanakan pengusutan masalah pengaturan skor di Liga Indonesia. Kinerja cekatan itu malah menciptakan Arema FC gelisah. Kenapa?

Satgas Anti Mafia Bola, yang diketuai oleh Komisaris Besar Argo Yuwono, dibuat pada 21 Desember 2018. Beberapa bukti gerak cepat yang mereka yaitu penangkapan pihak-pihak yang diduga menjadi tersangka pengaturan skor di Liga 2 dan Liga 3.

Johar Lin Eng dan Dwi Irianto merupakan dua orang dalam PSSI yang sudah ditahan. Ada juga Vigit Waluyo, pemilik PSMP Mojokerto, yang disidik.

Penggeledahan kantor PSSI dilakukan pada pekan ini. Tak cuma itu, operator kompetisi sepakbola di tanah air, PT Liga Indonesia dan PT Gelora Tri Semesta, juga geledah.

Satgas Anti Mafia Bola membawa berkas dari kantor bekas PT Liga Indonesia yang kini sering digunakan untuk rapat Komdisi Disiplin PSSI pada Jumat (1/2). Polisi juga mendatangi kantor GTS (Gelora Trisula Semesta) yang merupakan operator ISC pada 2016.

Arema FC, lewat media officer mereka, Sudarmadji, khawatir mengenai anggapan intervensi pihak luar oleh FIFA.

"Kami sebagai salah satu klub akseptor Liga 1 mencicipi kekhawatiran sama," kata Sudarmadji dalam rilis yang diterima detikSport.





Memang Indonesia pernah disanksi FIFA pada 2015, tapi ketika itu disebabkan pembekuan PSSI oleh Pemerintah. Hal itu tegas merupakan bentuk pelanggaran atas Pasal 13 dan 17 dari Statuta FIFA.

FIFA sendiri juga mendukung pemberantasan masalah pengaturan skor. Hal itu diatur dalam Kode Disiplin FIFA pada chapter II Special Part, dalam section 10.

Kasus Calciopoli di Italia pada 2006 dapat menjadi referensi semoga kekhawatiran itu tak muncul. Kerjasama antara federasi sepakbola Italia (FIGC) dengan pihak kepolisian menghasilkan keputusan tegas. Hukuman seumur hidup pelakunya dan degradasi untuk klub yang terlibat.

PSSI sudah membentuk Komite Ad Hoc untuk membantu penanganan problem pengaturan skor. Komite ini yang seharusnya dapat diandalkan membantu kiprah pihak kepolisian melaksanakan penyidikan.

"Kami sangat mendukung upaya segera kerja sama aktif antara Satgas dan Komite Ad Hoc Integrity PSSI," kata Sudarmadji.

"Kami was-was dan takut pengalaman terkena hukuman dari FIFA. Sampai sekarang, para pengelola klub masih harus membangun iman para sponsor di tengah ujian skandal pengaturan skor."

"Jangan hingga sepakbola berujung hukuman sehingga menciptakan gairah kompetisi sebagai aset sepakbola kembali terhenti. Semua merugi. Kami optimis PSSI, Polri, Kemenpora akan segera menunjukkan solusi," harap Sudarmadji.







Post a Comment

 
Top