0 Comment
Foto: dok. Humas PBSIFoto: dok. Humas PBSI

Jakarta - Fitriani dan Ruselli Hartawan tak mengatakan perkembangan prestasi yang signifikan setahun terakhir. Tapi, mereka bertahan di pelatnas PBSI.

PBSI menetapkan 96 pebulutangkis putra dan putri yang mengisi jajaran pelatnas utama dan pratama di Cipayung. Selain Gregoria Mariska Tunjung, PBSI mempertahankan Fitriani, dan Ruselli di pelatnas dan berstatus pemain yang akan mengikuti jadwal menuju Olimpiade 2020 Tokyo.

Keputusan itu bertolak belakang dengan pernyataan Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, sebelumnya. Dia pernah menyebut akan mengganti pemain yang tidak berkembang dengan pemain anabawang yang berpotensi.

"Jadi, kami berhitung. Dalam jangka waktu dua tahun ini, 1,5 tahun lah, anabawang yang kami punya, rangkingnya masih jauh di bawah. Untuk mengejar (ke Olimpiade), kami juga melihat kualitas dia. Jika super, bisa cepat naik ke atas menyerupai Gregoria, tapi kalau yang tidak super ya? Kami kan ingin memasukkan dua atlet/dua pasang setiap sektor (di Olimpiade)," kata Susy kepada detikSport, Jumat (11/1/2019).


Susy ingin membuat persaingan di antara Fitriani dan Ruselli untuk mengejar rangking Olimpiade yakni 16 besar. Saat ini Gregoria ranking ke-15 dunia, Fitriani (33), dan Ruselli (51).

"Saya akan memberi kesempatan mereka bersaing seadil-adilnya kepada siapapun untuk menemani Gregoria. Menemani itu bukan berarti tugasnya enak-enak ya. Jika tak masuk dicoret, bukan dalam prioritas," beliau menjelaskan.

"Pasti ada alasan lah. Target kami kan masukkan dua atlet (tunggal putri) kalau tidak dimasukkan prioritas hanya yang biasa-biasa saja, maka tidak ada kemudahan yang lebih untuk mereka bersaing," ungkapnya menambahkan.

"Pun kalau mau memasukkan yang di bawahnya paling bersahabat Aurum Oktavia Winata dan Choirunnisa, itu pun rangkingnya 200-an. Apalagi yang anabawang belum ada rangking. Nah, kalau ingin mengejar masuk Olimpiade dengan kualitas dan standar kini ini masih belum bisa lah. Tinggal ke atletnya mau atau tidak," ujar Susy.

Peraih medali emas Olimpiade 1992 ini juga sekaligus mempertegas penilaian akan dilakukan per enam bulan, bukan setahun penuh. Dia akan mengevaluasi kualitas pemain pada Juni atau Juli 2019.

"Contoh hingga selesai tahun enggak bisa ya sudah hanya Gregoria. Kami pantau terus lah kalau dari awal kalah-kalah terus ya kami tak bisa push terus. Makanya di SK itu kan dibilang enam bulan akan pantau," istri dari legenda bulutangkis Alan Budikusuma itu menegaskan.

Post a Comment

 
Top