0 Comment
Penampil Indonesia di Korea Selatan (dok Kemenpar)

Jakarta - Segala cara dilakukan untuk promosi budaya Indonesia. Dalam konferensi Nasional Intangible Heritage Center di Korea Selatan, tak sedikit yang terpana.

Pesona ditebar Wayang Ajen dalam Invitation Performance of UNESCO Intangible Cultural Heritage of Humanity dan Conference di Nasional Intangible Heritage Center, Korea Selatan. Event tersebut digelar pada 5-6 Oktober kemudian namun show ditampilkan di hari terakhir.

Alhasil, gedung berkapasitas 600 dingklik pun terisi penuh. Besarnya antusias publik juga mengakibatkan media dan penyelenggaran event harus bangkit di lorong belakang.

Suasana cuek Kota Jeonju berubah hangat kala pertunjukan dimulai dengan lakon yang familiar, yakni 'The Love Story of Rama & Sinta'. Pesan moral yang ingin disampaikan ialah mengenai persahabatan menuju perdamaian.

"Antusiasme publik Korea Selatan ini luar biasa. Mereka harus diapresiasi. Publik di sana menyimak alur dongeng yang kami bawakan. Responnya juga luar biasa," tutur Ki Dalang Wayang Ajen Wawan Gunawan dalam keterangan tertulis, Selasa (9/10/2018).



Pertunjukan Wayang Ajen dibuka dengan Tarian Wonderful Indonesia yang enerjik. Tarian yang merepresentasikan view eksotis nusantara ini dibawakan Penari Purbasari dan Hani. Kekaguman publik Korea Selatan berlanjut ketika menyaksikan Tari Topeng Klana Ajen Campakararang. Bahkan pengunjung semakin terhanyut oleh alunan musik gamelan dengan ritme khasnya.

Tampilan opening semakin meriah lantaran big screen berukuran 12 x 6 meter menjadi background 'hidup'. Beragam keindahan alam dan budaya ditampilkan di layar ini ibarat clip yang selaras dengan gerakan tarian yang disajikan.

Wawan menambahkan bahwa momentum branding terbaik dimiliki oleh pariwisata Indonesia. Ia juga menyampaikan pertujukan tersebut merupakan ajang untuk mempromosikan keragaman budaya dan alam nusantara.

"Show pembuka ini sudah menampilkan bermacam-macam keindahan Indonesia. Ini betul-betul menjadi ajang promosi keragaman budaya dan alam nusantara. Mereka terlihat kagum dengan bermacam-macam budaya yang ditampilkan dalam opening Wayang Ajen," lanjtnya.

Wawan melanjutkan bahwa pertunjukan budaya mempunyai pengaruh faktual yang luar biasa. Sebab budaya sanggup menjadi media komunikasi dan pemersatu antarbangsa.

"Budaya sangat universal. Media komunikasi dan pemersatu antar bangsa. Kami besar hati lantaran publik Korea Selatan antusias dengan budaya Nusantara," terperinci Wawan lagi.



Saat suasana semakin hangat, tokoh Cepot mulai mengambil tugas dengan caranya yang khas. Setelah menari Jaipong, Cepot menyapa publik dengan Bahasa Korea Selatan "Areumdaun bamipnida," yang disambut tawa dan tepuk tangan riuh. Dengan gaya uniknya, agresi interaktif Cepot semakin menciptakan publik bersorak.

Cepot meneruskan interaksinya dengan "Annyong haseyo, mannaseo ban ga wo yo," yang artinya "Apa kabar? Senang bertemu dengan Anda,".

Aksi Cepot pun makin menjadi ketika menyampaikan "Jeo nun Indonesia eso on Cepot ibnida,". Ucapan ini berarti "Perkenalkan nama saya Cepot dari Indonesia,". Cepot kembali menyapa dengan "Hanguk e waso neomu jowayo. Hanguk saram eun chinjeolhago chakhapnida,".

Tidak berhenti hingga di situ, Cepot masih melanjutkan interaksinya dengan menyampaikan "Jeo neun hanguk eul saranghapnida. Uri neun ije hyongje ipnida,". Arti dari kalimat tersebut ialah "Saya senang sanggup tiba ke Korea. Orang Korea sangat baik dan ramah. Saya cita Korea lantaran kita bersaudara,".

Cepot bahkan sempat bertanya, "Indonesia arayo?", kemudian disambut oleh tanggapan penonton "Nee, neee,". Dengan ramah, Cepot kemudian berkata, "Indonesia ro oseo!" yang berarti "Kami tunggu kalian di Indonesia. Terima kasih,". Sementara itu, warna lain show dikuatkan dengan Tarian Jaipong yang inovatif dengan lagu khas K-pop.

Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Ni Wayan Giri Adnyani pun menyampaikan Wayang Ajen ialah cara yang sempurna untuk mempromosikan pariwisata Indonesia.

"Wayang Ajen memang media terbaik untuk branding pariwisata Indonesia. Selain alur dongeng dengan dukungan konsep multimedia, Wayang Ajen juga aktif berinteraksi dengan pengunjung. Dengan respon besar ibarat itu kami yakin publik Korea terkesan. Mereka niscaya akan tiba pribadi ke Indonesia," terangnya.

Show Wayang Ajen pun ditutup Istimewa dengan menampilkan lagu Arirang yang dibawakan oleh penyanyi cilik Antika Wandandani Gunawan. Aransemen lagu tersebut sangat unik dengan musik khas Sunda. Selanjutnya, Lagu Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia pun dirilis Antika. Lagu ini semakin hidup dengan background view yang indah dan menampilkan budaya eksotis Indonesia.

Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata Sumarni juga mengungkapkan Wayang Ajen memang sudah populer diseluruh dunia dan selalu memberi kejutan di setiap pertujukannya.

"Semua sudah tahu kapasitas dari Wayang Ajen. Namanya sudah mendunia. Apalagi ada kejutan gres yang diberikan dalam setiap show-nya. Wajar bila agresi Cepot dkk ini selalu dinantikan publik dan show Wayang Ajen di Korea Selatan sukses besar," tuturnya.

Kesuksesan show Wayang Ajen di Korea Selatan ini tidak lepas dari support Nasional Intangible Heritage Center (NIHC). Bahkan, NIHC sudah melaksanakan promosi show Wayang Ajen semenjak jauh hari. Mereka juga menyiapkan aneka sarana dan prasarana pendukung pertunjukan. Lebih spesial, NIHC juga menampilkan pengantar dalam Bahasa Indonesia dan Korea Selatan.

Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya pun angkat topi terhadap pertunjukan Wayang Ajen yang berhasil memperkenalkan budaya Indonesia di Korea Selatan.

"Wayang Ajen memang luar biasa. Kami ucapkan terima kasih atas dukungan banyak sekali pihak. Show ini lancar dan diapresiasi publik Korea Selatan. Budaya Indonesia ini sangat beragam. Silakan tiba pribadi ke Indonesia. Selain alam dan budaya, Anda sanggup menikmati keramahan khas Indonesia," ungkap Arief yang sukses membawa Kemenpar nomor 1 dan terpilih sebagai #TheBestMinistryOfTourism2018 se-Asia Pasifik di Bangkok.

Post a Comment

 
Top