0 Comment
Mahasiswa luar negeri membatik di Madura (Hilda Meilisa/detikTravel)

Madura - Belajar membatik tak hanya jadi menarik bagi wisatawan domestik. Para mahasiswa luar negeri yang sekolah di Indonesia juga tertarik untuk membatik.

Air muka delapan mahasiswa pertukaran pelajar dari beberapa negara di Asia nampak sumringah. Matanya menyorotkan keingintahuan tinggi ketika melihat ibu-ibu di Sentra Batik Tulis Al Barokah di Bluto, Sumenep, Madura sedang membatik.

Beberapa kali mereka menggumam, melontarkan kebanggaan atas luwes jemari para ibu ketika menggoreskan canting di kain sepanjang dua meter. Tak ketinggalan, semuanya berebut mengabadikan momen membatik.

Salah satu pemilik pun berbaik hati dengan memberi selembar kain pada mahasiswa. Mereka dibebaskan untuk melukiskan apapun. Hal ini menciptakan salah satu mahasiswa asal China tertarik menggambar bunga, lengkap dengan dedaunan menyerupai motif batik Madura.

Usai itu, salah satu pembatik memanggil perwakilan mahasiswa dan memberinya sedikit ruang untuk membatik. Mahasiswa itu pun lekas berpindah sembari membawa kain yang telah dilukisnya. Dengan telaten, para perempuan Madura mencontohkan cara melapisi kain dengan lilin.

(Hilda Meilisa/detikTravel)(Hilda Meilisa/detikTravel)

Mulai dari cara memegang canting, mencelupkan ke dalam wajan berisi lilin panas, meniup ujung canting dengan perlahan semoga lilin tak bercecaran hingga menorehkan canting di atas kain mengikuti pola yang sudah dibuat.

Pelajaran tak hingga di sini, para mahasiswa juga diajak mengintip proses pencelupan kain yang sudah dilumuri lilin. Pencelupan ini untuk memberi warna pada kain. Biasanya, batik Madura memakai warna-warna cerah menyerupai merah, kuning dan biru.

Namun dalam prosesi pencelupan, mahasiswa tidak diperkenankan untuk mencoba. Hal ini karena, kalau tak berhati-hati dan dilakukan eksklusif oleh ahlinya, pewarna kain dapat menciptakan tangan menjadi gatal-gatal.

Namun hal ini tak menyurutkan semangat delapan mahasiswa gila untuk melihat proses pembuatan batik hingga rampung. Mereka nampak antusias dengan mengabadikan gambar.

Setelah proses pembuatan batik telah usai. Tak lupa para mahasiswa asal China, Jepang, Korea Selatan, Tajikistan hingga Timor Leste ini diundang ke galeri untuk melihat eksklusif bagaimana motif batik.

(Hilda Meilisa/detikTravel)(Hilda Meilisa/detikTravel)

Tak hanya melihat-lihat, para mahasiswa juga diperbolehkan mencoba eksklusif batik-batik yang tersedia di galeri. Salah satunya mahasiswa asal Jepang, Kana Takase, beliau mengaku kebudayaan di Indonesia mempunyai banyak sekali keindahan.

Misalnya saja untuk Batik Madura, Kana mengaku warna batik yang cerah sangat pas untuk kulitnya. Terlebih, banyak motif yang sangat sesuai dengan seleranya.

"Jadi saya sangat menikmati batik Indonesia, khususnya batik Madura. Madura batik mempunyai warna yang sangat cerah dan sangat menyenangkan untuk kami mencoba batik," kata Kana Takase, mahasiswa asal Jepang, ketika mencoba batik di Sentra batik tulis Al Barokah, di Bluto, Sumenep, Madura, Sabtu (20/10/2018).

Kehadiran Kana ini merupakan salah satu kegiatan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur untuk menggandeng para mahasiswa pertukaran pelajar. Tujuannya untuk mempromosikan juga memperkenalkan pesona alam hingga kebudayaan di Madura.

Kana pun mengakui kalau dirinya mempunyai banyak ketertarikan akan pesona alam dan kebudayaan Di Indonesia, terutama batik. Tak hanya batik Madura, Kana mengaku sempat mencoba banyak sekali motif batik lain dari beberapa tempat di Indonesia.

"Bagi saya kebudayaan di Indonesia sangat indah. Bagi orang Jepang menyerupai saya, saya mencoba banyak sekali motif dari batik di Indonesia, batiknya sangat cocok dengan kulit saya," pungkasnya.

Post a Comment

 
Top