0 Comment
Foto: Dok Kemenpar

Jakarta - Sekitar 100 mahasiswa Indonesia di Australia berkumpul membentuk sebuah komunitas, netizen, milenial, yang popular di media umum dengan sebutan Generasi Wonderful Indonesia (GenWI) yang alhasil diaktivasi sesudah sebelumnya hadir di beberapa negara. Kegiatan aktivasi tersebut digelar di kampus New South Wales (NSW) University, Sydney, Sabtu (29/9/2018).

Mereka berkumpul di Sydney dari banyak kota di Negeri Kanguru itu, dari Canberra, Melbourne, Sydney, Brisbane, Darwin dan lainnya. GenWI Australia memang harus eksklusif ngegas, alasannya tergolong paling simpulan diaktivasi sesudah hadir di banyak negara, menyerupai Tiongkok, Jepang, Korea, India, Filipina, dan Thailand di tahun 2018 ini.

"Jumlah mahasiswa Indonesia di Australia itu sekitar 24 ribu, terbesar di dunia. Jika mereka bergerak bersama, dengan cepat akan mengguncang dunia," ujar Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Komunikasi dan Media Don Kardono, dalam keterangan tertulis, Selasa (2/10/2018).


Dia berharap GenWI bisa berkolaborasi dan bermitra dengan masyarakat Indonesia di Australia. Juga dengan teman-teman Indonesia, orang lokal di Australia yang cinta Indonesia, untuk bantu-membantu mempromosikan Indonesia melalui media umum dan media online.

"Itu betul, jumlah travelers Australia yang outbound ke Indonesia rata-rata 100 ribu per bulan," sambung Don.

Bali, bahkan sudah menjadi the second home-nya mereka. Direct Flight ke Bali, menjadi susukan ke Pulau Dewata itu sudah ada dari banyak kota di Australia, Melbourne, Sydney, Perth, Darwin, Brisbane, dan lainnya. Waktu tempuh ke Bali juga tidak teramat lama, 5-7 jam penerbangan. "Itulah mengapa Australia itu menjadi strategis buat Pariwisata Indonesia," ungkap Don.

Konsep dasar GenWI itu sama dengan GenPI. Komunitas, netizen yang bergerak di media umum dan online, serta mempunyai passion di pariwisata. Semua platform media umum digunakan, tetapi yang popular ada 4, ialah Facebook, Instagram, Youtube dan Twitter.

"Di Australia, yang terbanyak memakai Facebook, gres disusul, Youtube, Instagram dan Twitter," kata Don.

Di GenWI maupun GenPI juga ada isyarat etik, yang menjadi koridor semoga komunitas ini tetap asyik berinteraksi, ialah dihentikan berpolitik praktis, dihentikan menyebar luaskan hoax dan dihentikan SARA. Yang diangkat hanya tema Pariwisata, ialah Destinasi Wisata, Calendar of Evens, dan Kebijakan Kepariwisataan.

Destinasi Wisata itu sendiri sangat luas, dari sisi Atraksi ada alam (nature), budaya (culture) dan buatan (man made). Alam kalau diurut dari atas ke bawah mencakup gunung, hutan, sawah-ladang, sungai, pantai, antar pulau, hingga ke bawah bahari (underwater). Lalu budaya yang mencakup kuliner, fashion, heritage, kesenian, tradisi dan adat istiadat, dan lainnya.

Selanjutnya yang buatan, sesungguhnya ada 2 hal besar, ialah MICE -Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions dan sport tourism atau sport events, menyerupai Asian Games kemudian menghebohkan dunia.

"Memposting dan membuat story ihwal destinasi itu selalu menarik dan menyenangkan," papar Don.

Don menambahkan, Menteri Pariwisata Arief Yahya selalu menyebut di banyak momentum, ada 2C, ialah creative value dan commercial value. Creative, mereka yang masuk menjadi pengikut memperoleh kesempatan untuk berkreatif melalui media sosial.

"Semakin berbobot, berkualitas, dan bernuansa nyata dalam bermedia sosial," kata Don.

Selalu ada membuatkan ilmu dan pengalaman dari mereka yang sudah mahir mengakibatkan media umum sebagai media promosi yang efektif dan borderless. Commercial Value-nya, mereka juga punya peluang untuk mengembangkan bisnis, jaringan dan menjadi pembuat konten yang hebat.

"Karena itu, silakan bergabung dengan GenWI dan GenPI. Caranya mudah, klik Genpi.Co. kemudian isi form dan daftarkan. Kalian akan tersambung dengan komunitas Genpi dan Genwi di seluruh dunia. Komunitas yang hobinya sama, pariwisata. Ada ada banyak games dan online activation yang bakal dimainkan di sana," kata Don Kardono.

Sehari sebelumnya, ia juga bertemu dengan Diaspora atau masyarakat Indonesia yang sudah usang hidup di mencanegara. Mereka cinta Indonesia, mereka sangat ingin Indonesia maju, dan menjadi destinasi wisata kelas dunia.

"Total masyarakat Indonesia yang ada di Australia data tahun 2016 ada 76 ribu orang. Ajak mereka, berkolaborasi untuk mengabarkan, memviralkan hal-hal indah dan baik ihwal Pariwisata Indonesia!" kata Pensosbud KJRI Sydney Hermanus Damara.


Hermanus menyebut handphone, atau barang kecil yang digenggam dan di saku itu sebagai karya terhebat insan zaman ini. Alat kecil itu sangat powerfull, dahsyat dampaknya.

"Bisa mengicaukan sesuatu yang pas dengan apa yang diinginkan oleh pembaca dan viewersnya. Dan kalian hidup di zaman yang serba digital," kata Hermanus.

Barang kecil yang multifungsi itu bisa mengubah peradaban dunia serta membuat banyak revolusi di kurun digital.

"Karena itu inisiatif Kemenpar membangun komunitas Genwi untuk mempromosikan pariwisata dengan memakai cara digital itu, brilian, ilham cerdas, kekinian, dan kami akan dukung penuh," ungkap Hermanus.

Post a Comment

 
Top