Jakarta - Sawahlunto International Music Festival (SIMFest) 2018 siap digelar pada 19-22 Oktober di Sawahlunto Sumatera Barat. Event ini akan berjalan seru alasannya turut melibatkan sejumlah musisi internasional.
"SIMFest juga merupakan perpaduan ciamik antara heritage city yang indah, musik yang bergelora, dan kehangatan interaksi antara musisi dan penonton. Itulah mengapa SIMFest selalu dinantikan dan dipadati penikmat musik setiap tahunnya," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam keterangan tertulis, Jumat (19/10/2018).
Seperti diketahui, SIMFest 2018 akan menghadirkan perpaduan musik komposisi etnik, modern, dan kontemporer di Kota Sawahlunto. Berbagai musisi dari dalam dan luar negeri siap unjuk gigi di program yang sudah kali ke-9 diselenggarakan ini.
Adapun musisi yang turut meramaikan SIMFest 2018 ini di antaranya Debu (Turki), Tandava (Italia/Rusia/Jepang), Leana Rachael (USA), Iksan Skuter (Malang) dan Manja (Bali). Ada juga Sisir Tanah (Yogyakarta), Groove 'Nroll Percussion (Jakarta), Nonaria (Jakarta), Riau Rhythm Chambers (Riau) serta Saandiko Group (Bukittinggi).
Selain itu kemeriahan pun akan bertambah dengan hadirnya Minanga Pentagong (Padang Panjang), Sawahlunto New Ensemble (Sawahlunto) dan Alegro's (Sawahlunto).
Bertemakan "Sawahlunto, the Energy of the World's Culture", SIMFest tahun ini akan memperlihatkan sensasi lain untuk menikmati pagelaran musik. SIMFest pun telah masuk ke dalam 100 Wonderful Events 2018 Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
Dalam gelaran SIMFest ini, para pengunjung tak hanya menyaksikan para musisi pertontonkan keahlian mereka. Akan ada workshop, yang mana dalam acara ini para musisi akan menyebarkan ilmu kepada para pengunjung.
"SIMFest 2018 merupakan pameran seni yang menghadirkan banyak rangkaian program menarik. Kaprikornus wisatawan bisa mengunjungi pameran ini untuk mencar ilmu sekaligus menghibur diri," ungkap Arief.
Sementara itu Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional I Iyung Masruroh mengatakan, SIMFest merupakan event yang diinisiasi oleh Ir. Amran Nur. Keinginannya menghadirkan pameran musik tingkat internasional di Sawahlunto risikonya disambut anggun oleh Kurator Edy Utama dan Hiltrud Cordes. Maka pada 2010 Sawahlunto International Music Festival pertama kali digelar.
"Atraksi-atraksi untuk mengundang wisatawan tiba itu sangat perlu. Terlebih atraksinya itu bertaraf internasional menyerupai SIMfest ini. Apalagi musik merupakan bahasa universal yang diterima semua kalangan," ujar Iyung.
"Jadi tunggu apa lagi. Segera pesan tiket dan nikmati keindahan Sawahlunto di SIMFest 2018," ajaknya.
Sebagai informasi, Sawahlunto ialah kota yang dulunya bertumpu pada sektor pertambangan kerikil bara sekarang semakin menggeliat membenahi pariwisata. Hotel, museum, daerah rekreasi, dan bangunan-bangunan renta di kota ditata apik siap menyambut turis baik domestik maupun asing.
Kota yang diapit Bukit Barisan ini bisa memperlihatkan sensasi menyerupai kembali ke zaman kolonial. Pasalnya banyak gedung-gedung pemerintahan masih bergaya Belanda. Namun di beberapa bangunan tidak lupa ditinggalkan pula bentuk bagonjong yang menjadi bentuk atap khas ranah Minang.
Post a Comment