0 Comment
Foto: Gunung Rinjani (dok. Geopark Rinjani)

Jakarta - Pendakian Gunung Rinjani rencananya dibuka kembali tahun 2020. Beberapa pelaku wisata berharap, semoga penanganannya lebih cepat semoga sanggup lebih cepat dibuka.

Gunung Rinjani di Pulau Lombok, NTB masih ditutup bagi pendaki pasca gempa. Dari rilis resmi Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR). pihak-pihak terkait sudah melaksanakan survei pada tanggal 3-5 Oktober lalu. Survei ini di tiga jalur, yakni Sembalun, Senaru dan Torean.

Hasilnya didapat, Longsoran-longsoran di tempat kaldera itu patut diwaspadai bagi masyarakat di lembah ketika animo penghujan tiba. Dalam kondisi normal, pembukaan jalur Gunung Rinjani menuju segara Anak diperkirakan sanggup dilakukan pada tahun 2020.

BACA JUGA: Kabar Terbaru Gunung Rinjani, Pendakian Dibuka Tahun 2020

Beberapa pelaku wisata di Gunung Rinjani berharap, pembukaan pendakian Gunung Rinjani diharap lebih cepat. Tentu tak hanya tugasnya pihak taman nasional, tapi masyarakat di sekitar Gunung Rinjani sanggup gotong royong.

"Bisa lebih cepat perbaikannya dengan gotong royong bersama masyarakat di sekitar Rinjani. Pihak dari Dinas Pariwisata NTB pun sanggup membantu. Saya rasa jika semua bersatu memperbaiki jalur pendakian, sanggup lebih cepat. Ini yaitu momen untuk gotong royong bersama untuk kembali membuka jalur pendakian dan pengelolaan Rinjani ke depannya," ujar salah seorang pelaku wisata di Lombok, Bambang Suprayogi dari 1985adventure (Mountain Specialist, Transport Service & Land Explore) kepada detikTravel, Kamis (18/10/2018).

Bambang sering menerima update dari sesama pelaku wisata dan dari pihak taman nasional. Dari informasi-informasi yang didapat, beberapa kerusakan longsor memang merusak jalur pendakian. Tapi menurutnya, itu sanggup diatasi dengan cepat.

"Ya ibarat longsor-longsor pada umumnya, Sembalun dan Senaru berdampak. Namun perlu diingat, jalur-jalur pendakian di Rinjani itu lebar-lebar tidak sempit. Kaprikornus sepertinya, sanggup lebih cepat untuk membereskan longsoran dan bebatuan yang menutup jalurnya," papar Bambang.

Menurut Bambang, memang terdapat alternatif destinasi wisata di sekitar Gunung Rinjani. Ada beberapa perbukitan hingga gerojokan yang indah. Namun tetap saja, Gunung Rinjani menjadi primadonanya.

"Kalau turis mancanegara itu niscaya maunya naik ke puncaknya. Itu yaitu daya tariknya Gunung Rinjani dan sudah jadi tujuan pendaki seluruh dunia," terangnya.

"Sekali lagi, ini yaitu momen untuk gotong royong membangun kembali dan mengelola Gunung Rinjani. Ada kiprah taman nasional, dinas pariwisata dan masyarakat di sekitar Gunung Rinjani. Saya rasa terlalu usang jika ditutup pendakiannya hingga tahun 2020," pungkasnya.

Post a Comment

 
Top