Jakarta - Pergelaran Calender of Event (CoE) Makassar International Eight Festival and Forum 2018 memuat sisi humanisme. Di balik megahnya, event yang familiar sebagai F8 ini menunjukkan solidaritasnya bagi korban musibah di Palu, Donggala, dan Sigi.
"Solidaritas kemanusiaan, persahabatan, dan kemeriahan melebur menjadi satu di F8. Kami berharap ada semangat gres yang dibawa pengunjung dari F8. Sebab, ide yang ditiupkan sangat kuat. Kami gembira dengan penyelenggaraan event ini. Enjoy F8," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam keterangannya, Jumat (12/10/2018).
Dalam event ini pula disediakan 60 daerah duduk bagi bawah umur pengungsi korban peristiwa Palu, Donggala, dan Sigi. Dalam event F8 juga dilakukan penggalangan bantuan bagi para korban yang diberikan secara tunai maupun non tunai.
Memasuki tahun ketiga, F8 dikunjungi sekitar 50 bupati/walikota se-Indonesia. Realisasi ini naik dua kali lipat dari slot 25 dingklik yang disiapkan. Selain lokal, beberapa negara juga mengirimkan dutanya, di antaranya Australia, Jerman, Filipina, Swiss, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, sampai Prancis.
Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esthy Reko Astuti pun menyebut bahwa event F8 bisa menjadi banchmark bagi penylenggaraan lain.
"F8 bisa bangkitkan semangat. Dari Makassar, Palu bangun bersama-sama. Dan F8 ini luar biasa. Baru digelar 2 kali tapi sudah masuk Calendar of Event. Event gres itu standardnya 3 kali gres masuk. Penyelenggaraan F8 ini sangat bagus. F8 ini bisa dipakai sebagai banchmark. Konten F8 sangat menginspirasi dan cepat merespon fenomena yang terjadi," tegas Esthy.
Event F8 ini juga dinilai sukses mengangkat budaya lokalnya. Ada kerja sama besar Tari Gandrang Bulo dengan Tari Padduppa. Tarian ini dibawakan secara massal oleh 200 pelajar di Makassar dengan gerakan yang dinamis, serta mengalamai eksplorasi pengembangan besar. Sembari menari, para pelajar pun membawakan nyanyian khas Makassar Cincing Banca.
Display budaya lokal juga dikuatkan dengan Tari Empat Etnis Modern. Tarian ini menggambarkan kekayaan Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Dibawakan massal oleh 400 penari, kekuatan etnis ini pun kental.
Penari menggunakan Baju Bodo khas Bugis-Makassar, kemudian rambutnya ditata ala Toraja. Mereka juga lengkap membawa kain sutera. Lebih membanggakan lagi, F8 juga membagi panggungnya untuk kreativitas kaum difabel.
"Sesuai konsep dasar, F8 ini sangat unik. Ada banyak pilihan dengan konsep terang yang bisa dinikmati oleh pengunjung. Festival ini menjadi etalase terbaik budaya lokal. Ini tentu magnet besar lengan berkuasa untuk menarik jumlah kunjungan wisatawan," kata Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional III Kemenpar Ricky Fauzi.
Sementara itu dari sisi hiburan lainnya, kehadiran penyanyi Once Mekel menjadi penyempurna rangkaian panjang opening ceremony F8 yang digelar pada Rabu (10/10/2018) di Pantai Losari Makassar Sulawesi Selatan.
Dengan gaya energiknya, penyanyi berusia 48 tahun ini membawakan 10 tembang. Lagu 'Kini Saatnya' jadi pembuka. Adrenalin makin tinggi dengan lagu 'Arjuna' dilanjutkan Aku Mau (Kucinta Kau Apa Adanya).
"F8 ini besar. Rasa simpatinya luar biasa. Mereka menawarkan perhatian lebih bagi para korban peristiwa di Palu, Donggala, dan Sigi. Sudah seharusnya mereka dihibur. Semoga para korban secepatnya dipulihkan," ungkap Once.
Mengusung tema 'Celebration in Diversity', pengunjung F8 juga semakin dibius oleh lagu 'Symphony Yang Indah'. Once juga menawarkan kejutan melalui lagu Dealova dengan aransemennya yang dibentuk versi akustik.
Ikut larut dalam suasana, pengunjung pun ikut bernyanyi sembari melambaikan kedua tangan ke atas. Aksi pemilik nama lengkap Elfonda Mekel itu pun ditutup lagu 'Separuh Nafasku'.
"Sekarang saatnya Palu, Donggala, dan Sigi. Saya sangat bahagia bisa berada di sini. Bagaimanapun, Makassar ini kota kelahiran saya. Rasanya ibarat pulang kampung," terang Once.
Selain Once, penyanyi Reginna juga telah terlebih dahulu menggebrak panggung F8 dengan dua lagu terbaiknya.
Konsep dari 'Celebration in Diversity' pun ditegaskan dengan fashion show karya dari Priyo Oktaviano. Selain itu ada pula parade fashion show Busana Nusantara.
Post a Comment