Kali ini saya akan sharing mengenai pengalaman saya melukat di Pura Tamba Waras. Tepat pada hari rahinan Banyupinaruh setelah hari raya Saraswati, tempat melukat di Pura Tamba Waras yang terletak di Desa Sengketan Kecataman Penebel Kabupaten Tabanan Bali ini sangat ramai dikunjungi oleh pemedek atau umat Hindu untuk melukat. Medan jalan yang cukup sempit membuat anda yang ingin berencana untuk melukat di Pura Tamba Waras untuk berhati-hati ketika berpapasan.
( credit : http://bali-travelnews.com )
Tempat pelukatan Pura Tamba Waras memiliki 7 buah pancoran air atau yang disebut oleh pengempon pura yaitu Pancoran Sapta Gangga. Akhir-akhir ini tempat pelukatan Pura Tamba Waras makin ramai dikunjungi semenjak dibuka pada bulan November 2016 lalu. Hal ini saya buktikan sendiri ketika sampai di area parkir pura, kemudian saya menengok ke bawah benar aja antrian pelukat yang hampir mencapai 40 meter. Info yang saya dapatkan pelukatan Pura Tamba Waras sudah ramai dari pukul 7 pagi dan tepat pada siang hari pukul 1 siang sudah mulai sepi dan panas serta waktu untuk beristirahat bagi pengempon pelukatan pura tetapi ketika saya akan balik pukul 3 sore, mulai lagi banyak pemedek yang datang untuk melukat.
Adapun beberapa hal yang ibu saya siapkan untuk melakukan pelukatan di Pura Tamba Waras yaitu 2 buah pejati yang nanti dihaturkan di tempat pelukatan dan saat sembahyang di Pura Tamba Waras seusai melukat serta beberapa canang sari atau ceper untuk dihaturkan di beberapa pelinggih serta 7 pancoran air. Selain itu yang harus anda persiapkan yaitu klungah atau kelapa kuning dan bungkak atau kelapa hijau sebanyak 1 orang 1 buah. Kelapa ini bisa anda siapkan langsung dari rumah atau di sekitar jalan menuju area pura banyak penduduk yang menjual seharga 5 ribu, bahkan di area parkir pura juga ada yang menjual hanya saja area parkir yang letaknya di bagian barat mungkin anda harus memutar menuju area parkir tersebut dari area parkir yang umum.
( credit : media-cdn.tripadvisor.com )
Sesampai di area parkir, anda harus berjalan turun untuk menuju tempat pelukatan tenang saja karena hanya perlu turun sedikit. Selanjutnya anda dapat mempersiapkan pejati dan beberapa canang untuk dihaturkan pada tempat melukat serta serahkan klungah atau kelapa kuning kepada pengempon tempat melukat. Di sebelah timur pelinggih melukat, disini biasanya pemedek yang akan melukat harus melakukan persembahyangan terlebih dahulu untuk mepekeling akan melakukan pelukatan. Seusai sembahyang anda pun dapat melanjutkan untuk antri giliran menuju pancoran air dengan syarat melepas alas kaki atau sendal, anda boleh melepas baju atau memakainya. Saat itu saya hampir satu jam menunggu antri untuk giliran melukat di pancoran.
Saat pemedek melakukan pengelukatan akan didampingin oleh beberapa pemangku atau pengempon tempat pengelukatan. Adapun beberapa hal yang disarankan oleh pengempon yaitu saat melukat di bawah pancoran basuhlah muka dan kepala dengan mencakup air dengan tangan jangan langsung mengguyur kepala anda dengan air. Langkah yang dilakukan yaitu pertama berkumur sebanyak 3 kali kemudian tunas atau minum sebanyak 3 kali dan terakhir basuh muka dan kepala sebanyak 3 kali. Setelah melewati pancoran, anda akan dibersihkan kembali oleh pemangku dengan nunas tirta kemudian diguyur dengan air klungah tadi. Selanjutnya anda berjalan menuju mangku yang beryoga di bagian sebelah pelinggih atau diatas tempat anda sembahyang pertama untuk meminta atau nunas tirta terakhir.
Menurut beberapa informasi dari pemedek, jika pemedek yang mengalami sakit non medis akan merasa mual saat melakukan pengelukatan. Benar saja ketika saya akan pulang terdapat salah satu pemedek yang kerauhan atau kerasukan dan berteriak “ dimana ini ”, menurut pemedek lain hal itu wajar karena makhluk gaib yang bersemayam pada diri pemedek tersebut menolak untuk dilukat. Pelukatan Pancoran Sapta Gangga Pura Tamba Waras ini memang dikenal bukan untuk membersihkan diri seperti di Pura Tirta Empul tetapi melukat untuk menghilangkan sakit baik medis dan terutama gangguan sakit non medis.
( credit : media-cdn.tripadvisor.com )
Seusai melukat anda dapat langsung mengganti pakaian anda, tenang saja karena sudah terdapat beberapa tempat ganti pakaian di dekat tempat melukat atau kamar mandi di area parkiran. Setelah itu anda langsung dapat menuju area madya Pura Luhur Tamba Waras untuk melakukan persembahyangan. Selain pejati yang dihaturkan, disini juga anda menghaturkan bungkak atau kelapa hijau tadi dengan membuka terlebih dahulu tempurung kelapa dan meletakkannya pada sebuah sokasi atau wadah pejati. Tenang saja karena di bagian belakang pura sudah disediakan parang untuk tempat membuka tempurung kelapa atau anda bisa langsung mempersiapkannya membuka di rumah.
Setelah mengahturkan pejati dan kelapa bungkak, pemangku akan memulai upacara persembahyang. Seusai sembahyang anda dapat melungsur atau nyurud kelapa bungkak tadi dan meminumnya di area jaban pura atau luar pura. Kelapa bungkak ini akan dapat menjadi media untuk mengobati anda bagi yang menderita sakit medis dan non medis. Kelapa bungkak tersebut akan diberi sedikit minyak oleh pengempon pura yang dicampur ke dalam air kelapa, usahakan untuk diminum sampai habis.
Itulah pengalaman saya saat melakukan melukat di Pura Tamba Waras, sekian yang dapat saya share dan semoga dapat membantu jangan lupa share tombol di bawah ini...
Post a Comment